Langsung ke konten utama

Candi Cangkuang, Nostalgia Masa SMA


Rasanya baru kemarin saya masih bercanda ria dengan teman-teman SMA, tak terasa sudah hampir 8 tahun berlalu.
 
Oke! Sekarang saya mau cerita sedikit mengenai foto di atas (sekalian nostalgia)
Foto ini diambil saat saya kelas 2 SMA, di SMA Negeri 11 Jakarta, pada saat study tour ke Garut dan Bandung Jawa Barat. 
 

Lokasi study tour kami adalah Universitas Padjajaran, Balai Penelitian Tanaman Sayur (Balitsa) Lembang, Goa Jepang dan Goa Belanda, Museum Geologi Bandung, Gedung Asia Afrika dan Candi Cangkuang. Dari tempat yang kami kunjungi menurut saya Candi Cangkuang adalah yang paling seru, begini ceritanya.....
 APAKAH CANDI CANGKUANG ITU????



Foto By Google
Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat.[1] Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang. (source : Wikipedia).

Kenapa saya bilang paling seru? karena untuk mencapai candi setelah parkir mobil dan beli tiket, kita harus "berlayar" menggunakan Getek 🚣 itu karena Candi Cangkuang terletak di tengah danau. Mungkin saat itu adalah pertama kalinya saya naik getek.

Satu getek bisa di isi sampai 20 orang, dan jangan takut basah-bahasan, karena bambu di dalam getek dibuat dua tingkat supaya kaki tetap kering. Setibanya di sebrang kita langsung di sambut oleh deretan anak tangga sepanjang jalan menuju candi. Namanya anak ABG jakarta kala itu, penampakan kayak gini pastinya tidak akan di sia-sia kan untuk foto. Begini deh jadi nya.


Puas berpose kami pun lanjut ke Candi. Di komplek ini ada beberapa candi (googling aja yah lengkapnya berapa) saya masih ingat bagaimana semangatnya Bapak pemandu kami ketika mempelihatkan toko penampakan di pintu candi, ekspresinya sangat serius sampai bikin parno. Saya jamin, saat kalian ke sana foto itu masih ditunjukkan, dengan penuh semangat 45 dan gairah membara oleh para pemandu.


Selain candi disini juga terdapat Kompleks Rumah Adat Kampung Pulo yang merupakan penduduk asli disana yang sangat ramah dan baik walaupun saat itu kami tertawa sangat keras dan lumayan mengganggu. Kamipun dipersilakan mampir sambil ngobrol sebentar.

 

Selesai ngobrol kami masih berkeliling di sekitar kemudian mampir ke toko souvenir dan belanja oleh-oleh sampai waktu berkumpul yang sudah di tetapkan pihak sekolah.

Berharap bisa kembali lagi ke sini.




Komentar